Jawara Lifebuoy 2007
Untuk kedua kalinya Lifebuoy mengundang remaja berprestasi ke Jakarta, 20 jawara bersaing menjadi 6 besar. Siapa yang dapat membuat perubahan positif bagi sekitarnya berhak menjadi Jawara dan dapeti
n 20 juta rupiah! Acaranya penuh kompetisi dan seru banget!
Lifebuoy memang peduli dengan kwalitas remaja Indonesia terbukti digelarnya acara 6 Minggu Menerjang Badai Menjadi Sang Jawara. Dengan seleksi ketat terpilih 20 Jawara dari 580 remaja yang mengirimkan hasil penelitian atau pengalaman mereka dalam bentuk karya tulis.
Mereka yang terpilih yaitu: Sulfahri/18 thn,Sulawesi Selatan, Deo Fani/17thn, Yogyakarta, Fakhrul.A/14 thn,Langsa NDA, Dinar Hadianti/16thn, Bandung, Wahyu Fitrianingsing/17thn, Klaten, J.Jumali/16 thn, Sumatra Selatan, Erlin Ribka Tanoni/17thn, Yogyakarta, Dede Ismail/16 thn, Kediri, Agus Eko Radittyanto/16 thn, Yogyakarta, Bayu Nor Jatmiko/17thn, Yogyakarta, Ellyza Novrita/16thn, Surabaya, Fitrotin Nufus/15thn, Surabaya, Nurul Istiqomah/17thn, Yogyakarta, Uliansyah/16thn, Pandeglang, Januar Adriadi,18thn, Bandung, Yuriska Dewi/17thn, Surabaya, Febriansyah Iskandar/18 thn,Bogor, Andi Azhar/17thn, Lampung, Dewi Fajar/16thn, Yogyakarta dan Anandra Riswani,16thn, yogyakarta.
Selama 4 hari dari tanggal 1 sampai 4 Juli 2007, 20 Jawara diundang ke Jakarta untuk mempresentasikan karya mereka juga mengikuti beraneka Quest yang seru!
Hari Pertama
Dari Bandara 20 Jawara berkumpul di Hotel Haris,Tebet. Acara dibuka dengan ucapan selamat datang dan bertanding oleh Astuti, Assistant Brand Manager Lifebuoy.
Meskipun agak kelelahan namun peserta tetap semangat sewaktu memperkenalkan nama, asal daerah masing-masing dan judul karya mereka. Ternyata nggak salah deh Lifebouy udah ngundang mereka, soalnya para Jawara ini peduli banget dengan lingkungan, tergambar dari tema yang diangkat, diantarnya Manfaat Umbi Gadung Sebagai Insektisida yang Ramah Lingkungan, karya Sulfahri dari Sul-Sel atau Jadikan Pelepah Batang Pisang Sebagai Alternatif Pembuatan Lantai, oleh Dede Ismail dari Kediri dan masih banyak karya lainya yang terinspirasi dari lingkungan di mana mereka tinggal, hebatkan?
Setelah berdoa, peserta memulai Quest pertama yaitu membersihkan Bunderan HI dengan memisahkan sampah Organik dan Non Organik. Siapa yang berhasil mengumpulkan sampah terbanyak mendapat poin tertinggi.
“Wah nggak nyangka loh sekarang saya beneran ada di Bunderan HI, selama ini cuma liat di TV kalo ada demonstrasi. Sayang kalau banyak sampahnya begini. Komentar Fakhrul dari Aceh sambil memasukan sampah ke dalam keranjang.
Malam harinya para Jawara makan malam di Kemang Food Festifal. Ke-20 peserta ditantang mengahampiri pengunjung lainnya dengan memperkenalkan diri dan kompetisi yang diikuti. Sebagai kenang-kenangan pengunjung mendapatkan boogie bag dari Lifebuoy Clear Skin.
Hari Kedua
Nggak tanggung-tanggung dari jam tiga pagi para Jawara sudah dibangunkan buat ngikutin Quest kedua berlokasi di Pasar Minggu. Peserta diminta mencari seorang Ibu Iin diantara beribu pedangang yang menggelar sayurannya, kebayang nggak sih harus mencari seorang ibu yang nggak dikenal sebelumnya di pasar sebesar itu? Ternyata mereka memang Jawara, nggak sampai satu jam mereka berhasil menemukan bu Iin yang ditugaskan menyampaikan tantangan selanjutnya. Yaitu menolong pengunjung pasar untuk dibawakan belanjaannya.
Setelah mandi dan sarapan peserta menuju Panti Asuhan YASDA (Yayasan Darrusa’adah) di Menteng Dalam. Berbagi pengalaman dan memberikan inspirasi kepada anak-anak panti adalah Quest ketiga. Secara bergantian ke 20 Jawara menghibur dan menularkan semangat untuk dapat berbuat hal positif dengan gaya masing-masing.
Quest keempat berkunjung ke Panti Jompo Pusaka Tiga Lima. Peserta diminta menyiapkan makanan dan menghibur penghuni panti. Saking semangatnya menghibur, peserta rela memijit bahu beberapa kakek sambil mendengarkan pengalaman mereka sewaktu muda.
“Sedih ya melihat mereka harus jauh dari keluarga, komentar Febri jawara dari Bogor. Saya jadi lebih menghargai kebaikan orang tua, kakek-nenek yang sudah berjasa membesarkan saya,” ketika ditanya hikmah dari Quest keempat yang Ia ikuti.
Dari Panti Jompo Pusaka Tiga Lima ke 20 Jawara langsung menuju Persimpangan Buncit/Jl.TB Simatupang untuk melakukan Quest kelima. Dibantu Pak Polisi peserta menyetop pengendara motor yang tidak memakai helm. Kali ini tidak ada penilangan, pengendara motor malah dikasih helm gratis oleh para Jawara, seru kan?
Menanam pohon di taman Menteng merupakan Quest terakhir, sebelumnya peserta mampir ke Dinas Pertamanan DKI memilih pohon yang akan ditaman. Hasil jerih payah para Jawara dapat kita lihat di taman Menteng berupa 10 batang pohon Damar dan 20 batang pohon kupu-kupu.
Hari Ketiga
Hari ini adalah hari yang paling mendebarkan bagi ke 20 Jawara. Soalnya karya tulis yang mereka jagoin harus dipertangung jawabkan di depan Juri. Ada dua ruang interview yang harus dimasuki secara bergantian oleh masing-masing peserta dan diberi waktu 15 menit. Disetiap ruangan ada 2 orang Juri.
Interview berjalan lancar dan nggak serem loh, soalnya suasana yang dibangun oleh para juri ini penuh keakrapan. Bertindak sebagai Juri Tika Bisono berdampingan dengan Eby Karsono, Brand Agency Manager Lifeboy dan Nugie didampingi Lusi Suwito, Senior Brand Manager
Acara menutup dari rangkaian acara Sang Jawara Nggak Takut Jerawat adalah pameran hasil karya 20 Jawara dan konfrensi Pers juga pengumuman 6 besar yang berlokasi di Taman Menteng.<>
Penyematan mendali dan pengumuman 6 Jawara terbaik terpusat di rumah Kaca Taman Menteng. Secara bergantian Nugie dan Eka Sugiarto, Marketing Manager Personal Wash mengalungkan mendali kepada 20 Jawara.
Diakhir kata sambutannya Lusi Suwito, Senior Brand Manager Lifebuoy menyayangkan tidak adanya wakil dari Jakarta. Semoga aja remaja Jakarta bisa unjuk kemampuan diacara ini tahun depan ya!
Tags:
15-03-2008